Jumat, 18 Juni 2010

Penyimpangan Idealisme

Dari sejumlah pengalaman bekerja di dunia INGO, mungkin sejumlah rekan-rekan akan semakin menyadari betapa sering kali kita menyimpang dari misi yang disebut 'humanitarian organization'.

Bagaimana tidak?
Jika diawal-awal bekerja kita masih sangat idealis untuk bekerja bagi masyarakat atas nama kemanusiaan, maka setelah terjun didalamnya kita mulai lebih tertarik dengan hal-hal diluar itu.
Katakan saja contohnya peluang untuk bisa training sambil jalan2 baik itu didalam maupun diluar negeri, jumlah gaji yang diperoleh, sampai kepada hitung-hitungan belajar bahasa asing.

Namun apa yang menjadi keresahan utama penulis, adalah ketika penyimpangan2 tujuan tidak hanya sebatas keuntungan pribadi, namun sudah merambah pada pola kebijakan organisasi itu secara umum. Misalnya saja ketika berbicara mengenai hal-hal yang menyangkut management, baik itu sistem kontrak kerja, pengaturan jam bekerja, jumlah gaji yang dibayarkan dan yang paling penting adalah dampak dari projek ataupun program yang dilakukan, siapa sebenarnya yang lebih merasakan keuntungannya, masyarakat atau siapa?

Hal inilah yang patut kita renungkan bersama dan kita kaji ulang, apakah sejauh ini peran INGO masih melekat dengan keperduliannya terhadap rakyat miskin, atau hanya sebagai simbol dari sistem kolonialisme model baru, yang cenderung bersifat menjual kemiskinan.

1 komentar:

Pieter Silitonga mengatakan...

Ehm...menurut saya nih,manusia itu bisa berubah setelah mendalami atau terjun dalam aneka jenis kegiatan atau pekerjaan. Mempertahankan idealisme saya kira Ok2 saja,tapi seseorang mesti siap, apakah rasa idealisme itu bisa menyelamatkan or justru membawa kesulitan..BTW,great artikel nih.Sukses sll.

Posting Komentar